top of page

Bikin Perpustakaan Pribadi Di Kamar Sendiri


ree

Sebagian di antara kita atau bahkan kita semua pasti punya buku di rumah. Apa lagi kamu yang memang benar - benar suka buku, pasti punya banyak koleksi buku dari beberapa penulis ternama. Mulai dari novel, bibliografi, komik, dan masih banyak lagi.

Buku kamu sudah banyak, tapi belum bisa mewujudkan keinginanmu untuk membuka sebuah perpustakaan? Hehe.

Yuk bikin perpustakaan kecil - kecilan di kamar sendiri dulu. Selain bisa mempercantik dekorasi di kamarmu (ciye ilah, sudah macam kamar - kamar nya tokoh drama Korea gitu lho, wkwk), kamu juga bisa belajar menata buku yang benar, yang biasa seorang pustakawan lakukan untuk mengelola buku di perpustakaan - perpustakaan besar. Buku - buku di perpustakaan besar tidak sekedar hanya ditata rapi di rak saja lho teman - teman. Ada ilmunya. Yuk, lihat prosesnya, sembari bikin dekorasi cantik di kamarmu dengan buku - buku yang kamu punya :)


1. Inventarisasi Bahan Pustaka

Nah, kalau teman - teman pinjam buku di perpustakaan, di lembar pertama buku teman - teman, biasanya akan ada satu cap di sisi tengah atas, dengan isi informasi sebagai berikut :


Tanggal terima :

No. Inventarisasi :

Pembelian / sumbangan :

No. Golongan :


Karena kita akan membuat perpustakaan mini di kamar kita sendiri, untuk No. Inventarisasi dan No. Golongan, bisa kita abaikan ya teman - teman. Untuk keterangan Tanggal terima, teman - teman bisa isikan tanggal berapa teman - teman membeli buku tersebut. Biasanya sebuah perpustakaan akan menuliskan "Beli / sumbangan" pada keterangan Pembelian / sumbangan, jadi semua buku yang ada di perpustakaan, tidak semuanya hasil dari membeli sendiri teman - teman. Terkandung ada beberapa pihak yang datang untuk menyumbangkan buku mereka. Makanya pihak perpustakaan akan mencantumkan keterangan "Beli" , jika pihak perpustakaan membeli sendiri buku tersebut dengan anggaran yang ada, dan menuliskan "sumbangan", jika buku tersebut didapat dari hibah pihak lain. Jika trman - teman mendapatkan buku tersebut dari hadiah teman, atau sejenisnya, teman - teman bisa menuliskan nama si pemberi buku juga lho, misal, "Buku ini, dari teman terbaikku......." ;)


2. Pemberian Label warna.

Ini nih pelajaran baru yang dulu aku dapatkan saat magang di sebuah perpustakaan teman - teman. Di dunia perpustakaan, sebenarnya, bahan pustaka digolongan menjadi 10 kelas utama (wow, banyak ya? hihi). Seperti ini teman - teman :


000 Ilmu komputer, informasi & karya umum

100 Filsafat dan psikologi

200 Agama

300 Ilmu Pengetahuan Sosial

400 Bahasa

500 Sains

600 Teknologi

700 Kesenian dan rekreasi

800 Sastra

900 Sejarah dan Geografi


Tentu saja tidak sampai di situ teman - teman. Untuk setiap kelasnya masih akan dibagi lagi ke dalam beberapa sub devisi. (aduh, makin banyak dan bingung saja. Wkwk. Ya sudah,kita skip saja ya).

Aku ambil kemungkinan terbesar, koleksi buku yang banyak temen - teman punya adalah Novel. ((Misal ya teman – teman).

Untuk buku - buku ber-genre novel, romance, fantasi, fantasi-fiksi, mereka berada di kelas utama 800 teman - teman. Yap, sastra!

Di perpustakaan tempat aku magang dulu, mereka mencetak sticker dengan 10 macam warna. Kenapa 10 ? Ke-10 warna - warna tersebut, mewakili tiap kelasnya teman - teman. Tujuan pemberian label warna ini adalah, agar pustakwan bisa dengan mudah mengumpulkan banyaknya koleksi buku yang mereka miliki, sesuai dengan kelasnya masing - masing. Agar tidak tercanpur dengan buku dengan kelas yang berbeda. Tepat sekali!

Perpustakaan mini kita tidak terlalu punya banyak jenis buku teman - teman, jadi pelabelan warna ini, mungkin bisa kita skip saja. Atau jika teman - teman memang menginginkannya, kita bikin sederhana saja, kita akan pisahkan antara buku novel, romance, fantasi, fantasi-fiksi, atau bahakn teenlit dengan label warna yang berbeda - beda. (Btw, bisa nambah cantik buku juga lho, label - label warna ini, hihi).


3. Menempel label klasifikasi.

Yuk lanjut ke proses selanjutnya. Menenmpel label klasifikasi. Semua buku yang kita pinjam dari perpustakaan pasti dan wajib memiliki label ini teman teman. Itu lho, yang teman - teman sering lihat label putih melingkar di punggung sebuah buku. Kita lihat yuk, apa saja sih informasi yang bisa kita dapat dari label tersebut.

Di label tersebut (dalam gambar), teman - teman lihat ya, selain ada nama perpustakaan tersebut, masih ada nomer dan huruf - huruf singkat di sana. Apa sih itu? Informasi apa sih itu? Cara membacanya bagaimana? Yuk, kita lihat.


a. Nama Instansi Perpustakaan..

Pada Bagian paling atas, jelas menunjukkan nama instansi perpustakaan tersebut. Nah, teman - teman bisa tuliskan nama perpustakaan yang teman - teman sukai, misal "Perpustakaan Baca Iseng" (wkwk, suka - suka teman - teman pokoknya yaa).


b. Kode SR.

"SR" adalah singkatan dari Sirkulasi. Yang berarti, buku tersebut bisa kita pinjam untuk dibawa pulang. Ada satu kode lagi teman - teman, "RF". "RF" adalah singkatan dari Referensi. Biasanya, buku berkode RF, tidak boleh dibawa pulang teman - teman. Hanya boleh dibaca di perpustakaan tersebut. Koleksi dengan kode RF biasanya berupa ensiklopedi, skripsi, tesis, atau kamus.

Karena koleksi teman - teman kebanyakan adalah novel dan kawan - kawannya, maka bisa diberi kode SR ya. Jika ingin menggunakan kode RF, teman - teman bisa mencantumkannya pada kamus yang teman - teman punya (kaya nya untuk kamus Indonesia - Inggris, pasti banyak yang punya ya, hehe).


c. Nomer Klasifikasi.

Di baris ketiga. Ada beberapa digit angka yang disebut dengan nomer klasifikasi. Mari kita ambil 1 contoh. No klasifikasi 813. Di dalam kelas utama tadi, 813 termasuk dalam kelas 800, yaitu sastra. Nah sekarang pertanyaannya, "bagaimana cara mendapatkan nomer - nomer tersebut? Dan dari mana?" .

Nah, kalau ini, kalian harus benar - benar jadi seorang pustakawan dulu teman - teman, hihi. Sistem penomeran buku ini, dilakukan dengan menggunakan aplikasi bernama Dewey Decimal Classification (DDC). Dengan menggunakan DDC, kalian akan dengan mudah mengklasifikasikan segala jenis buku.

Kita di sini tidak akan belajar menjadi pustakawan teman - teman, jadi tenang saja, ini tidak akan masuk dalam pembahasan kita, wkwk.

Jika kalian bukan seorang pustakawan, pasti kalian tidak memiliki aplikasi DDC ini ya kan teman - teman? Hehe. (ya buat apa coba? Wkwk).

Tenang teman - teman. Tetap ada cara lain untuk teman - teman yang bukan seorang pustakawan agar bisa mendapatkan nomer klasifikasi tersebut.

Ayo ayo coba dibuka halaman pertama buku milik teman - teman semua. Biasanya, di halaman tersebut sudah diberikan lengkap informasi tentang buku tersebut mulai dari nama penerbit, ukuran buku, hingga nomer klasifikasinya teman - teman. Nah, teman - teman bisa melihat nomer klasifikasi buku tersebut dari situ. Mudah ya? Hehe.

Nomer klasifikasi, selesai. Lanjut!


d. Nama pengarang.,

Sampailah kita pada baris ke-4. Fiuw, napas dulu teman - teman, wkwk. "Oh, ternyata baris ke-4 menunjukan nama pengarang? Tapi, kok kaya gitu?". Nah loh! Kok bisa seperti itu gimana hayo?.

Iya, jadi, 3 huruf kapital di baris ke-4 tersebut memang menunjukan nama pengarang buku tersebut teman - teman. Tapi disingkat. Misalkan pada buku berjudul "Love Catcher" karya Riawani Elyta. Pertama - tama, teman - teman bisa membalik nama si pengarang terlebih dahulu. Riawani Elyta menjadi Elyta Riawani. Stelah itu, baru deh, teman - teman bisa mencantumkan 3 huruf pertama dari nama pengarang yang sudah teman - teman balik, menjadi ELY. Nah, mudah kan? Jadi, konsepnya hanya seperti itu teman - teman. Sekarang, giliran teman - teman untuk mencoba di koleksi buku milik temen - teman.


e. Judul Buku.

Huruf kecil di baris ke-5, merupakan huruf pertama yang diambil dari judul sebuah buku. Sebagai contoh, pada buku berjudul Love Catcher, pada kata pertama judul buku tersebut, yaitu Love, memiliki huruf pertama (L). Untuk mencantumkan dalam label klasifikasi, huruf (L) tersebut, akan ditulis dengan menggunakan huruf kecil, yaitu (l).

Nah, jadi tau ya sekarang? Hehe. Sekarang coba lihat judul - judul buku yang teman - teman miliki :)


f. Daerah edisi.

Beberapa penulis ternama bisa mencetak buku sangat banyak karena minat pembaca yang membeludak. Pada baris terakhir label klasifikasi , yaitu baris ke-6, akan dicantumkan informasi mengenai berapa kali buku itu dicetak oleh pihak penerbit. Informasi ini bisa teman - teman lihat masih di halaman pertama sebuah buku. Jadi, coba teman - teman lihat, sudah berapa kali sih buku Si-A ini dicetak? Kadang, beberapa penulis ternama, bisa cetak buku mereka lebih dari 3 bahkan 5 kali lho sangking banyaknya pembaca yang antusias membeli bukunya. Keren ya?.

Nah, cara menuliskannya mudah teman - teman, tulis saja kata "Cet.". Untuk di belakang titik (.), teman - teman bisa tulis angka yang menunjukan berapa kali buku tersevut telah dicetak.


Selesai sudah, rangkaian untuk menempel label klasifikasi. Fiuw.

Sebenarnya, di dalam mengelola bagian ini, teman - teman pustakawan menggunakan aplikasi bernama SLiMS (Senayan Library Management System). Jadi, tinggal meng-input seluruh informasi pada buku ke dalam sistem, setelah dirasa semua data sudah benar, tinggal pilih opsi "cetak label", selesai. Semua sudah tertata rapi.

Tapi sekali lagi, kita semua di sini bukan pustakawan. Jadi belum tentu semua punya aplikasi yang seorang pustakawan miliki dalam menunjang pekerjaannya. Jadi, teman - teman bisa men-design-nya lewat Ms. Word atau Corel Draw ya.


4. Penyampulan Bahan Pustaka.

Setelah teman - teman menempelkan label klasifikasi dan label warna pada punggung buku, kini saatnya teman - teman bisa meberikan sampul plastik pada buku teman - teman. Oh iya, sebelum diberi sampul, agar rapi, untuk label klasifikasi, teman - teman bisa menempelnya dengan jarak 3 cm dari bagian bawah buku. Sedangkan untuk label warna, teman - teman bisa kira - kira untuk menempelnya cukup 1/2 cm saja di atas label klasifikasi. Hal ini dilakukan, agar ketika buku - buku tersebut ditata dalam rak, label - label tersebut bisa terlihat rapi dan sejajar antara buku satu dengan yang lainnya.


5. Penjajaran Koleksi Di Rak (Shelving)

Di dunia perpustakaan, penjajaran dalam rak disebut dengan shelving teman - teman. Nah, setelah berbagai "ritual" tadi teman - teman selesaikan, kini saatnya teman - teman bisa menata buku teman - teman di rak buku yang teman - teman punya.


Yeay! Sudah punya perpustakaan pribadi deh sekarang. Meskipun, hanya perpustakaan mini di dalam kamar, tapi perpustakaanmu sudah disusun secara benar seperti susunan buku yang ada di perpustakaan - perpustakaan besar lho. Keren dong? Bukan pustakawan tapi bukumu tertata seperti buku - buku yang seorang pustakawan tata dengan menggunakan sistem. Hehe.

Sekarang saatnya mencoba teman - teman. Semoga berhasil :D


Comments


Please Note
Join our mailing list

Thanks for submitting!

© 2023 by I Made It!. Proudly created with wix.com

  • Black Facebook Icon
  • Black YouTube Icon
bottom of page