Ny.Kong Wol Seon Juga Menyembuhkanku
- asti pembayun

- Mar 28, 2024
- 2 min read
Updated: Apr 4, 2024

Yeo Jeong Woo : Berapa lama sampai aku bisa baik-baik saja seperti itu ? Kurasa aku tak setabah itu (tertawa getir). Hal itu sangat berat bagiku.
Ny.Kong Wol Seon : Apanya yang berat ? Lupakan bajingan itu dan rasa sakit yang dia sebabkan.
Yeo Jeong Woo : Sulit melupakannya (Ny.Kong Wol Seon menatap iba pada Yeo Jeong Woo)
Yeo Jeong Woo : Aku sangat bodoh. Aku tak bisa melupakannya. Aku tak bisa lupa bahwa hanya dia.... (Yeo Jeong Woo mulai menceritakan kisahnya pada Ny.Kong Wol Seon).
Yeo Jeong Woo : Ny.Kong, aku mengalami masa sulit. Kemarin, aku bersedia memaafkannya. Namun, hari ini tidak. Aku tak bisa membencinya. Namun, juga tak bisa memahaminya. Ini terlalu menyakitkan. (Yeo Jeong Woo sudah mulai menangis tersedu diikuti Ny.Kong Wol Seon yang ikut menangis di samping Yeo Jeong Woo).
Yeo Jeong Woo : Entah harus bagaimana. (Yeo Jeong Woo sudah tidak bisa menahan lagi tangisannya. Dia menangis begitu kencang dibarengi isakan tangis tak bersuara dari Ny.Kong Wol Seon)
Ny.Kong Wol Seon : Nak, kau terlalu baik. (Ny.Kong Wol Seon mengusap lembut punggung Yeo Jeong Woo yang tengah tersedu duduk tepat di sampingnya).
Ny.Kong Wol Seon : Hatimu terlalu lembut untuk dunia ini. (Ny.Kong Wol Seon menggengngam jemari Yeo Jeong Woo, lalu berkata...).
Ny.Kong Wol Seon : Jeong-Woo, seseorang pernah berkata, Kau memaafkan seseorang bukan demi dirinya, tetapi demi dirimu. Membenci seseorang itu melelahkan. Itu menyakitkan, menyedihkan, dan menjengkelkan. Terlalu menyakitkan bagimu merasa seperti itu terhadap seseorang. Namun, terlalu kejam jika ada yang menyuruhmu memaafkannya. Setelah segala yang kau lalui ? Jadi, biarlah seperti ini untuk sekarang. Jangan coba melupakan apa pun. Tunggu saja. Maka kenangan itu akan menjadi tak terlalu menyakitkan. Biar waktu yang menyembuhkan kita. Tak apa-apa, menangislah. Itu pasti menyakitkan.
Orang-orang yang pernah menjadi sumber kebahagian bagi orang lain. Lalu ia dengan sengaja menyakiti orag itu. Apakah dia layak mendapatkan maaf ? Apakah orang-orang seperti itu tau rasanya dikhianati seperti ini adalah hal yang melelahkan bagi kita yang menerima perlakuan tersebut ? Apakah boleh kita membencinya sekarang hingga hidup ini berakhir ?


Comments