Berhenti Baik Padaku
- asti pembayun

- Apr 7, 2021
- 2 min read

Kali waktu, mari kita diskusikan ini bersama saat kita duduk berdua nanti.
Jadi begini. Aku tahu kamu selalu pura - pura tidak tahu jika aku suka kamu. Aku tahu itu dan tidak akan pernah lupa akan hal itu.
Sayangnya, kamu tidak mau terus terang, sementara aku sedang tidak mau kalah dengan keadaan.
Coba kamu bilang baik - baik, aku pasti akan memahaminya sekalipun itu akan terlihat sulit. Tapi karena kamu tidak mengatakannya, maka ijinkan aku untuk mencoba meyakinkanmu.
Aku ingin sekali saja merasakan seperti apa rasanya jadi kamu.
Didengarkan saat bercerita.
Dirindukan saat tidak ada.
Dan diharapkan dengan besarnya angan - angan yang ada.
Harus berapa banyak bulan, agar kamu sadar, bahwa aku hanya melakukan hal - hal itu padamu saja?
Ah, ya ya, itu kamu, bukan aku. Jadi wajar bila kamu tak paham rasa itu.
Menemanimu berbincang siang dan malam.
Mencoba tertarik dengan hal - hal yang kau suka.
Bahkan masih aku yang bersedia untuk memulai obrolan lewat status yang kau buat dua menit yang lalu.
Kamu pikir itu tidak melelahkan? Mungkin suatu saat kau harus mencobanya.
Aku tahu kamu tidak suka aku.
Tapi anehnya, kamu juga selalu ada untukku.
Kamu tidak pernah menyakitiku dengan perbuatan maupun kata - katamu.
Kamu luangkan waktumu untukku.
Bahkan tak jarang kau memuji apapun yang ada padaku.
Mau kamu apa sebenarnya?
Semua itu hanya semakin membuatku ragu untuk memilih menyerah meyakinkanmu atau lanjut karena luluh dengan perlakuanmu.
Sebenarnya, aku baik sama kamu, karena memang ada sesuatu yang aku mau darimu.
Munafik bukan jalan ninjaku.
Aku mau dirimu.
Dengar, jadi begini intinya.
Aku sudah malas harus mengirim pesan lebih dulu untukmu.
Aku tak ingin menjadi orang yang hanya mendengar ceritamu! Aku ingin kita bisa saling berbagi cerita satu sama lain.
Aku tak mau lama berharap padamu.
Kalau kamu tak suka aku, berhenti baik padaku!
Kamu hanya membuatku semakin sulit melepasmu.



Comments