Ingkar
- asti pembayun

- Oct 23, 2020
- 1 min read

Aku tidak akan melihatmu lagi
Aku tidak akan memanggilmu lagi
Aku tidak akan berdiri menunggumu lagi
Adalah kata-kata yang mudah diucapkan, tapi ternyata sulit untuk dijalankan.
Tumbuh sebagai seorang pengecut yang memilih untuk pura-pura lupa, sedang hati memilih untuk menolaknya.
Mengenaskan? Memang.
Aku mengakuinya .
Malam kian terasa menakutkan bagiku meski Tuhan menciptakan rasa damai di waktu itu.
Diam. Tanpa suara
Kau bisa memejamkan mata hingga waktu yang cukup lama.
Kau bisa merebahkan tubuh lelahmu, hingga nyaman menyelimutimu dan memeluk segala kegelisahanmu
Tapi tidak denganku
Aku takut malam
Kau curang
Datang saat aku sudah berharap banyak, malam mampu menenangkan.
Kamu selalu datang memenuhi isi kepala dengan semua memori yang pernah kau buat bersamaku.
Entah itu luka, ataupun bahagia.
Memejamkan mata, hanya akan semakin memperburuk segalanya.
Semua kenangan tentangmu, justru akan semakin menghajarku tanpa ampun.
Bagiku, malam terasa sangat melelahkan.
Apakah Tuhan akan marah, ketika Dia tahu aku ingkar dengan ucapku yang berjanji untuk mau belajar melupakanmu, telah berubah menjadi merindukanmu?
Apa setelah itu, Tuhan masih akan membersamai lagi langkahku untuk merelakanmu?
Rasanya, aku hampir mulai tak sanggup menghadapi ini seorang diri.



Comments