Pemeran Pengganti
- asti pembayun

- Aug 3, 2020
- 1 min read

Aku menikmati Kota ini untuk yang kesekian kalinya bersamamu.
Hari ini, dari fajar hingga petang.
Mulai dari menikmati Kota Baru, hingga memilih untuk duduk menyapa Alun-alun Paseban
Kau ada di sampingku.
Kau bilang, kau sedang butuh teman jalan.
Lalu kebetulan, aku juga sedang menunggu tawaranmu itu datang.
Ini keberuntunganku?
Atau memang rencanamu?
Tapi aku akan lebih senang jika ini rencanamu.
Seharusnya, aku tak menerima tawaranmu hari ini.
Tapi percayalah.
Menemuimu dan menghabiskan waktu bersamamu adalah candu bagiku.
Meski ku tahu, terka ku tentangmu masih belum tentu berakhir, kau menjadi milikku.
Sehangat wedang serai yang tengah berada dalam genggaman.
Langit jingga kali ini pun terlihat tak kalah hangat dan ramah menyapa alun-alun Kota.
Yang ku mau
Adalah menggenggam jemarimu.
Tapi aku ragu memintanya padamu.
Aku masih berpikir,
Tidak apa
Jika hadirku, hanya kau mau di kala kau bertemu dengan jemu.
Tidak apa
Jika bahuku, kau buat sandaran, hanya saat harimu terasa melelahkan.
Tidak apa
Jika telingaku, hanya kau inginkan saat kau merasa sudah tak mampu menahan beban dan sesak hatimu yang tak sanggup kau emban sendirian.
Jadikan aku, apapun yang kau mau.
Aku masih mampu.
Sebelum aku tersadar
Aku hanya seorang pemeran pengganti bagimu



Comments